Dilahirkan di keluarga beradatkan batak merupakan hal
yang saya banggakan, kenapa demikian? Karena adat batak terkenal dengan
solidaritasnya, apa lagi kalau sudah
bertemu dengan yang satu marga, itu sudah pasti jadi saudara meskipun baru
pertama bertemu cenderung langsung akrab seperti bertahun-tahun sudah kenal.
Saya memiliki Seorang Ayah berinisial M, dan ayah saya hanya memiliki satu
istri berinisial R, mereka dikaruniai empat buah hati, dan saya adalah anak
kedua dari empat bersaudara, lahir di bekasi tepat pada tanggal satu juli
sembilan dua. Memiliki kakak wanita yang hanya selisih satu tahun dengan saya
tak mengurangi rasa hormat saya, meskipun pertengkaran sering terjadi dan itu
adalah hal biasa dalam persaudaraan. Saya juga memiliki seorang adik perempuan,
yang kini duduk di bangku SMA kelas 3, sebentar lagi alumni SMA dan calon
Mahasiswa,amin. Yang terakhir adalah adik laki-laki, walaupun dia paling kecil,
namun tidak ada rasa manja atau kekanak-kanakan kepada orang tuanya, umurnya 14
tahun dan dia segera tamat dari SMP dan melanjutkan ke SMA atau mungkin SMK. Lusiana
merupakan nama yang simple namun memiliki sejarah dihidup ayah saya, konon
katanya dia memiliki seorang teman cantik, rambut panjang, pintar dan baik di
sekolahnya, dan entah bagaimana jadinya, itulah nama yang diberikan kepada
saya, anaknya yang kedua ini, walau mungkin tidak sesuai harapan, namun bukan
berarti mengecewakan, hehehe.
Pada
Tahun 1997, Pendidikan saya diawali
dengan Taman Kanak-Kanak dibekasi, tepatnya di TK Pelita Emas, yang kini
telah berganti yayasan dan menjadi TK Dian Karunia. Kerusuhan yang terjadi pada
tahun 1998 yang menjadikan krisis moniter membuat saya dan keluarga harus
meninggalkan bekasi, dan pindah ke daerah karawang, Jawa Barat tepatnya di
kecamatan Klari. Saya melanjutkan pendidikan di SDN 1 Karang Anyar. Setelah lulus dari tingkat dasar,
berlanjut ke tingkat SMP dengan nama sekolah SMPN 2 Klari, di masa-masa sekolah
menengah ini, saya selalu menjadi runner-up berturut-turut, sedikit kecewa
namun banyak mengucap syukur. SMP berlalu dan mulai ke tingkat SMA banyak
pengalaman yang menegangkan dimasa-masa ini, di bangku kelas 1 belum terasa
ketegangannya, dan tiba duduk di kelas
2, suasana berubah ketika seorang guru matematika killer berinisial A
mulai mengajar, menegangkan sekaligus menakutkan . Pada saat dia mengajar,
tidak boleh ada suara, memegang pulpen apalagi mengantuk, lebih parahnya lagi
ketika pertanyaan di lontarkan dan tidak bisa dijawab, siswa itu harus keluar
dari kelas. Pengalaman yang menyedihkan saat dia memberikan tugas, saya
mengerjakannya sendiri di rumah, dan yang lain melihat tugas saya alias
nyontek, namun ketika dia berkeliling dan tiba di meja saya, saya di suruh
keluar karena dia mengganggap saya mencontek, bukan hanya saya yang
dikeluarkan, tapi setengah penghuni kelas 2IPA3 di usir dari kelas. Suatu saat
dia memberikan soal yang sama dengan PR, ketika teman saya dipanggil untuk
mengerjakan hampir 15 menit dia hanya berdiri tanpa melakukan sesuatu dan
akhirnya dia bertanya dalam bahasa sunda, “Geuningan maneh teu bisa ngerjakeun
soal ti PR, meunang tisaha eta PR?”, artinya “ Masa kamu gak bisa ngerjain soal
dari PR, dapet dari mana itu PR?”, terus
sambil ketakutan dia menjawab, “Meunang ti Lusiana, Pak”, dan mata tajam guru
itu terarah pada saya sambil berkata, langsung di terjemahin saja ya, begini
“Kamu tau gak, kamu sama saja dengan pengedar narkoba, yang bikin orang
ketagihan nyontek, dan gak mau belajar”, kalimat yang dicampur dengan kata-kata
kasar membuat saya tersentak, dan sempet kesal juga kepada teman yang bilang
hasil tugas dia dari saya. Bahkan mulai hari itu, untuk memberikan jawaban
rasanya tidak berani lagi, kecuali jika dia bertanya, dengan senang hati saya
ajarkan. Selang beberapa hari kemudian, kelas saya membuat ulah yang akhirnya
guru itu gak mau masuk, dan sebagai
ketua kelas saat itu saya membuat surat pernyataan dengan tanda tangan diatas matrai
6000, sepertinya berlebihan sekali guru itu. Namun, guru itu mengajarkan arti
kejujuran dan kedisiplinan, itulah ilmu yang paling berharga dari seorang guru.
Untuk hal kejujuran dan kedisiplinan rasanya kurang
terlihat di negara kita, terlebih untuk hal kejujuran. Menjadi seorang yang
dipercayakan oleh banyak orang memimpin merupakan hal yang tidak mudah,
terbukti banyaknya kasus korupsi di tanah air tercinta, hal ini sempat membuat
saya tertarik untuk menjadi salah satu pemimpin di pemerintahan. Ingin rasanya
saya mengajarkan kepada mereka arti dari sebuah kejujuran. Membuat video
tentang penderitaan orang diluar sana, yang haknya di ambil oleh mereka yang
tidak bertanggung jawab. Namun tujuan terpenting dalam hidup saya adalah
membuat lapangan pekerjaan bagi mereka yang memiliki jiwa kejujuran dan
kedisiplinan yang tinggi,bukan lagi test akademik yang menjadi prioritas, namun
kejujuran dan kedisiplinanlah yang akan menentukan, karena orang pintar
sekalipun belum tentu memiliki jiwa kejujuran. Mungkin saat ini belum
terbayangkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, namun tidak ada salahnya
untuk memiliki cita-cita seperti itu.
Dimana
ada cita-cita, tidak lupa untuk membicarakan tentang hobby. Dalam kehidupan,
tidak semua orang yang menyukai suatu hal akan pandai dan terlihat indah ketika
melakukannya, hal itu terbukti dari hobby manusia, seseorang mengatakan dirinya
hobby memancing, tapi bayangkan saja 1 hari memancing hanya mendapatkan 1 ikan
sapu-sapu, sungguh menggelikan bukan?.heheheh. Lain lagi halnya dengan saya,
memiliki hobby menyanyi namun belum ada orang yang berkata bahwa ia menikmati
suara saya, yaa,, mungkin mereka malu mengatakannya atau mungkin suara saya
mengganggu telinga mereka, entahlah. Pada dasarnya memiliki hobby apapun adalah
hak manusia, jadi tidak ada larangannya selagi
masih dalam hal yang positif, kan tidak mungkin negara melindungi orang
yang memiliki hobby membunuh. Selain suka menyanyi, saya juga gemar memainkan
musik, tapi sampai sekarang kunci gitarpun belum semua saya hapal,hahahaha.
Itulah sebagian dari warna-warni hidup saya, kini saya
sudah menjadi seorang mahasiswi di Universitas Gunadarma, jika Tuhan
menghendaki tahun ini memiliki gelar Amd, dan tahun depan akan menjadi Sarjana
Komputer karena saya duduk di jurusan Sistem Komputer, saya bersyukur walau
yang tadinya jurusan ini saya ambil karena ketidaksengajaan, namun saya
mencintai jurusan saya. Dengan ketekunan dan pengharapan saya pada Tuhan, saat
ini indeks prestasi saya tidak mengecewakan orang tua, bahkan saya bisa
meringankan beban mereka dengan beasiswa prestasi yang saya terima tiap
semesternya, itu bukan karena saya pintar karena dikelas saya banyak
orangt-orang yang pintar bahkan jenius, itu semua merupakan sebuah anugrah yang
tidak bisa diperoleh hanya dengan kepintaran.
Lakukanlah segala sesuatu seperti melakukan untuk Tuhan, dan
janganlah iri ketika oranglain melakukan kecurangan, milikilah rasa puas atas kebaikan
Tuhan, itulah yang membawa kita kedalam kebahagian yang sesungguhnya. Terimakasih,
Salam Sejahtera, Lusiana.